Jumat, 22 Juni 2018

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASA SISTEM TIGA KOMPONEN


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
KESETIMBANGAN FASA SISTEM TIGA KOMPONEN



Nama           : Dini Safitri
NIM             : 1622230016
Kelompok    : 1 (satu)

Asisten         : Riska Yusniawan
Dosen           : Luthfi Ulva Irmita, M. Pd






LABORATORIUM KIMIA FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
I.         Judul Praktikum
Kesetimbangan Fasa Sistem Tiga Komponen

II.      Tanggal Praktikum
Praktikum Penurunan Titik Beku dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2018 di Laboratorium Kimia Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

III.   Tujuan Praktikum
Menggambarkan diagram fase sistem terner dan dapat memperhatikan menentukan letak “pleit point” atau jali pada diagram terner.

IV.   Dasar Teori
Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu sistem, yang dapat dipisahkan secara mekanik; serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat-sifat fisika. Jadi suatu system yang mengandung cairan dan uap masing-masing mempunyai bagian daerah yang serbasama. Dalam fasa uap kerapatannya serbasama disemua bagian pada uap tersebut. Dalam fasa cair kerapatannya serbasama disemua bagian pada cairan tersebut, tetapi nilai kerapatannya berbeda dengan di fasa uap. Sistem yang terdiri atas campuran wujud gas saja hanya ada satu fasa pada kesetimbangan sebab gas selalu bercampur secara homogeny (Rohman, 2013).
Pada dasarnya, suatu sistem disebut setimbang secara termodinamika jika dipenuhi kriteria kesetimbangan termal, kesetimbangan mekanik, dan kesetimbangan material. Jika Tα > Tβ, maka panas akan mengalir spontan dari fasa α ke fasa β sampai Tα = Tβ. Jika ρα > ρβ  kerja akan “mengalir” spontan dari fasa α ke fasa β sampai ρα = ρβ. Jika μiα > μiβ maka zat i akan mengalir spontan dari fasa α ke fasa β sampai μiα = μiβ. Fungsi keadaan T menentukan ada tidaknya kesetimbangan termal antar fasa. Fungsi keadaan P menentukan ada tidaknya kesetimbangan mekanik antar fasa. Fungsi keadaan μ menentukan ada tidaknya kesetimbangan material antar fasa (Rohman, 2013).
Dalam sistem yang hanya terdiri atas wujud cairan-cairan pada kesetimbangan bisa terdapat satu fasa atau lebih, tergantung pada kelarutannya. Padatan-padatan biasanya mempunyai kelarutan yang lebih terbatas dan pada suatu sistem padat yang setimbang bisa terdapat beberapa fasa padat yang berbeda. Jumlah komponen dalam suatu sistem merupakan jumlah minimum dari spesi yang secara kimia independen yang diperlukan untuk menyatakan komposisi setiap fasa dalam sistem tersebut. Cara praktis untuk menentukan jumlah komponen adalah dengan menentukan jumlah total spesi kimia dalam sistem dikurangi dengan jumlah reaksi-reaksi kesetimbangan yang berbeda yang dapat terjadi antara zat-zat yang ada dalam sistem tersebut (Rohman, 2013).
Menurut aturan fase, derajat kebebasan diberikan oleh
    F   = C - P + S
= 5 – P
Dan bila tekanan tempetaur ditetapkan, persamaan di atas menjadi
F    = 3 - P
Untuk satu fase kita membutuhkan dua derajat kebebasan untuk menggambarkan system secara sempurna, dan untuk dua fase dalam kesetimbangan , satu derajat kebebasan. Jadi kita dapat menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan diagram fase dalam satu bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan system tiga komponen adalah dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau faraksi mol. Puncak-puncak dihubungkan ke titik tengah dari sisi yang berlawanan, yaitu Aa,Bb,Cc. Titik Nol mulai dari titik-titik a,b,c dan titik-titik A,B,C menyatakan komposisi adalah 100% atau satu. Jadi garis-garis Aa,Bb,Cc merupakan konsentrasi komponen A,B,C. Lebih lanjut, segitiga adalah sama sisi, jumlah jarak-jarak garis tegak lurus dari sembarang titik dalam segitiga kesisi-sisi adalah konstan dan sama dengan panjang garis tegak lurus antar sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan,yaitu 100% atau satu (Dogra, 2009).
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu dan tekanan. Contoh khas diagram fasa tiga komponen air, kloroform, dan asam asetat. Dalam diagram fasa bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat lain yang masuk maupun keluar dari sistem ini. Asam asetat lebih suka pada air dibandingkan kloroform oleh karenanya bertambahnya kelarutan kloroform dalam air lebih cepat dibandingkan kelarutan air dalam kloroform. Penambhan asam asetat berlebih lebih lanjut akan membawa sistem bergerak ke daerah atau satu fasa (fase tunggal). Namun demikian, saat komposisi mencapai titik a3, ternyata masih ada dua lapisan maupun sedikit. Setelah penambahan asam asetat diteruskan, pada saat akan menjadi satu fasa yaitu pada titik P.titik P disebut pleit point atau titik jalin yaitu semacam titik kritis (Milama, 2014).
Gambar 1. Komposisi dalam diagram Terner
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam istilah % berat atau fraksi mol. Bila komposisi masing-masing dinyatakan dalam persen berat masing-masing komponen, maka perlu diketahui massa jenis tiap komponen untuk menghitung beratnya masing-masing.
                                            m = ρ .V
Keterangan :
m = massa
ρ = massajenis
V = volume
Bila berat masing-masing komponen sudah dihitung, hitung persen berat masing-masing komponen (fraksi dari masing-masing komponen). Alas segitiga menggambarkan komposisi campuran air  dan kloroform. Oleh karena itu, system tiga komponen pada temperature dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan paling banyak dua, maka diagram fasa system ini dapat digambarkan dalam fasa bidang datar berupa suatu segitiga samasisi yang disebut diagram Terner.
Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga samasisi. Air dan asam asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat campur sebagian (Atkins, 2006). Dengan ini dapat digambarkan diagram fasa yang menyatakan susunan dua komponen. Diagram ini digambarkan sebagai segitiga samasisi.
Gambar 2. Diagram Fasa Sistem Tiga Komponen
Sudut-sudut A, B, C menyatakan susunan komponen murni. Campuran antara A dan B, A dan C serta B dan C, terletak pada sisi-sisi segitiga. Campuran antara A, B dan C terletak dalam segitiga. Suatu campuran berisi 30% A, 20% B dan 50% C terletak dititik D (Sukardjo, 2005). Air dana sama asetat dapat bercampur seluruhnya, demikian juga dengan kloroform dan asam asetat. Air dan kloroform hanya dapat campur sebagian (Atkins, 2006).

V.      Alat Dan Bahan
A.    Alat
1.      Pipet tetes
2.      Buret 50 ml
3.      Statif daan kelm 1 buah
4.      Labu erlenmeyer 250 ml 4 buah
5.      Gelas ukur 10 ml
6.      Batang pengaduk
7.      Neraca digital
8.      Piknometer

B.     Bahan
1.      Akuades
2.      Kloroform (CHCl3)
3.      Asam Asetat Glacial (CH3COOH)
4.      tisu

VI.   Prosedur Percobaan
A.      
Piknometer kosong
 
Pengukuran Massa Jenis
 

-dibersihkan
-ditimbang
-dicatat
-ditambahkan
 


-ditimbang
Massa jenis masing-masing
 
-dihitung

B.    
Menyediakan buret dalam keadaan bersih dan kering
 
Sistem Tiga Komponen
 

-diisi
 


-siapkan
 

-diisi dengan
-ditambahkan
 


-ditambahkan
 


5 ml aquades
 
-titrasi dengan
 



-hentikan jika sudah menjadi 1 fasa
VII.     Data Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Massa Jenis
Sampel
Piknometer Kosong
(gram)
Piknometer + sampel
(gram)
Volume sampel
(ml)
Massa jenis
(g/ml)
Akuades
48,885 gr
74,668 gr
25 ml
1,031 g/ml
Kloroform
86,736 gr
1,514 g/ml
Asam asetat glasial
75,951 gr
1,083 g/ml

Tabel 2. Hasil Pengamatan Sistem Tiga Komponen
Volume Kloroform
(ml)
Volume akuades
(ml)
Volume Asam Asetat
3 ml
5 ml
9 ml
4 ml

7 ml
7 ml
12 ml

Diagram 1. Diagram Terner
1234567890.jpg
Keterangan:
                        : Kloroform
                        : Air
                        :  Asam Asetat Glacial
VIII.       Reaksi dan Perhitungan
A.    Reaksi
CHCl3(aq) + H20(l) → CH2(aq) + Cl3(aq) + OH(aq)
CHCl3(aq) + CH3COOH(aq) → C2H4(aq) + Cl3(aq) + COOH(aq)

B.     Perhitungan
1.      Massa Jenis (ρ)
a.       Akuades
Diketahui:
Massa piknometer = 48,885 gr
Massa piknometer + akuades = 74,668 gr
Massa akuades = 74,668 – 48,885
 = 25,783 gr
Ditanya: ρ?
Jawab:
=
b.      Kloroform
Diketahui:
Massa piknometer = 48,885 gr
Massa piknometer + kloroform = 86,736 gr
Massa akuades = 86,736 – 48,885
 = 37,851 gr
Ditanya: ρ?
Jawab:
=
c.       Asam Asetat
Diketahui:
Massa piknometer = 48,885 gr
Massa piknometer + asam asetat = 75,951 gr
Massa akuades = 75,951– 48,885
 = 27,066 gr
Ditanya: ρ?
Jawab:
=
2.      Berat sampel
a.       Akuades
Diketahui:
ρ = 1,031 gr/ml
V = 5 ml
Ditanya: m akuades?
m = ρ x V
= 1,031 x 5
5,155 gr
b.      Kloroform
1)      Klorofirm 3 ml
Diketahui:
ρ = 1,514 gr/ml
V = 3 ml
Ditanya: m kloroform?
m = ρ x V
= 1,514 x 3
= 4,542 gr
2)      Klorofirm 4 ml
Diketahui:
ρ = 1,514 gr/ml
V = 4 ml
Ditanya: m kloroform?
m = ρ x V
= 1,514 x 4
= 6,056gr
3)      Klorofirm 7  ml
Diketahui:
ρ = 1,514 gr/ml
V = 7 ml
Ditanya: m kloroform?
m = ρ x V
= 1,514 x 7
= 10,598 gr
c.       Asam Asetat
1)      Asam Asetat 9 ml
Diketahui:
ρ = 1,083 gr/ml
V = 9 ml
Ditanya: m asam asetat?
m = ρ x V
= 1,083 x 9
= 9,747 gr
2)      Asam Asetat 7 ml
Diketahui:
ρ = 1,083 gr/ml
V = 7 ml
Ditanya: m asam asetat?
m = ρ x V
= 1,083 x 7
= 7,581 gr
3)      Asam Asetat 12 ml
Diketahui:
ρ = 1,083 gr/ml
V = 12 ml
Ditanya: m asam asetat?
m = ρ x V
= 1,083 x 9
= 12,996 gr
3.      Persen massa
a.       Persen massa akuades
1)      Perocbaan 1
a)      Akuades
 
 
b)      Kloform
  
 
c)      Asam Asetat
  
 

2)      Percobaan 2
a)       Akuades
 
 
b)      Kloform
  
 
c)      Asam Asetat
  
 

3)      Percobaan 3
a)      Akuades
 
 
b)      Kloform
  
 
c)      Asam Asetat
  
 
d.      Persen Volume
1)      Percobaan 1
a)      Akuades
 
= 29,412
b)      Kloroform
 
= 17,647
c)      Asam asetat
 
         = 29,166

2)      Percobaan 2
a)      Akuades
 
= 31,25
b)      Kloroform
 
= 25
c)      Asam asetat
 
= 43,75

3)      Percobaan 3
a)      Akuades
 
= 20,833
b)      Kloroform
 
 
                 = 29,166
c)      Asam asetat
  
       = 50    

IX.    Pembahasan
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan mengenai kesetimbangan fasa dengan sistem tiga komponen yang memiliki tujuan agar dapat menggambarkan diagram fase sistem terner dan menentukan letak pleit point atau titik jalin pada diagram fasenya. Sistem terner yang dimaksud sistem yang membentuk sepasang zat cair yang bercampur sebagian dimana campuran kloroform, air dan asam asetat. Pada praktikum kali ini, yang pertama dilakukan mengukur massa jenis Kloroform (CHCl3), Asam Asetat Glacial (CH3COOH), dan akuades. Sebelum melakukan sistem tiga komponen, terlebih dahulu dilakukan penentuan massa jenis dari tiap larutan dengan menggunakannya piknometer untuk dapat diketahui massa jenis larutannya. Piknometer yang harus dibersihkan dan dikeringkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan semua zat yang kemungkinan masih terdapat di dalamnya.
Dari hasil pengamatan, didapatlah massa jenis ketiga bahan yang akan di uji coba, yaitu hasil pengamatan massa jenis Kloroform (CHCl3) adalah 1,514 g/ml, massa jenis akuades 1,031 g/ml dan massa jenis Asam Asetat Glacial (CH3COOH) 1,083 g/ml. Setelah itu, melakukan percobaan sistem tiga komponen dimana Kloroform (CHCl3) ditambahkan dengan 5 ml akuades kemudian di titrasi dengan Asam Asetat Glacial (CH3COOH). Asam Asetat Glacial (CH3COOH) yang digunakan untuk menitrasi Kloroform (CHCl3) 3 ml sebanyak 9 ml, untuk Kloroform (CHCl3) 4 ml membutuhkan 7 ml larutan Asam Asetat Glacial (CH3COOH), dan untuk 7 ml Kloroform (CHCl3) membutuhkan 12 ml larutan Asam Asetat Glacial (CH3COOH).
Dalam percobaan ini sistem tiga komponen digunakan tiga komponen bahan yang memiliki sifat berbeda-beda, akuades bersifat polar, Kloroform (CHCl3) bersifat nonpolar, dan Asam Asetat Glacial (CH3COOH) yang bersifat semi polar. Ketiga zat ini digunakan karena hanya akan bercampur sebagian. Ketika Kloroform (CHCl3) dicampur dengan akuades maka akan terbentuk dua lapisan yang mana air yang bersifat polar berada di bagian atas sedangkan Kloroform (CHCl3) di bagian bawah, karena massa jenis air lebih rendah dari Kloroform (CHCl3) jadi air berada pada lapisan atas. Campuran ini kemudian dititrasi dengan Asam Asetat Glacial (CH3COOH) agar larutan menjadi satu fasa. Namun awalnya terbentuk larutan keruh yang kemudian menjadi tidak berwarna kembali dan tidak terlihat adanya lapisan pemisah antara kedua zat. Kekeruhan pada akhir titrasi terjadi karena air dapat campur seluruhnya dengan Asam Asetat Glacial (CH3COOH), sedangkan Kloroform (CHCl3) dan air hanya campur sebagian.
Campuran sebagian antara air dan Kloroform (CHCl3) ini akan membentuk suatu lapisan yang menyebabkan timbulnya kekeruhan, dengan tercampurnya zat dapat dilihat dari batas larutan yang menghilang. Titrasi kedua zat tersebut dapat dihentikan ketika campuran zat menjadi satu fasa. Penyebab Kloroform (CHCl3) larut menjadi satu fasa dengan air karena Asam Asetat Glacial (CH3COOH) bersifat semipolar sehingga dapat mencampurkan dua jenis larutan yang berbeda sifat menjadi satu fasa. Semakin banyak volume Kloroform (CHCl3)nya maka semakin banyak Asam Asetat Glacial (CH3COOH) yang dibutuhkan untuk menitrasi larutan agar menjadi satu fasa. Hal itu disebabkan karena semakin banyak Kloroform (CHCl3) maka semakin banyak juga Asam Asetat Glacial (CH3COOH) yang dibutuhkan untuk melarutkannya. Sehingga semakin banyak volume Kloroform (CHCl3) maka semakin banyak pula volume Asam Asetat Glacial (CH3COOH) yang dibutuhkan untuk menitrasi Kloroform (CHCl3).

X.      Jawaban Tugas
A. Pertanyaan
1.         Apa yang dimaksud dengan fasa?
2.         Sebutkan contoh sistem 1 komponen, sistem dua komponen, sistem tiga komponen?.
3.         Apakah fungsi asam asetat glacial?
4.         Apakah yang dimaksud dengan titik tripel?
5.         Apa pula arti titik kritik dalam diagram terner? Berapa derajat kebebasannya?

B. Jawaban
1.  Fasa adalah  keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya dalam komposisi kimia tetapi juga sifat-sifat fisikanya.
2. Contoh sistem 1 komponen adalah air murni, sistem dua komponen adalah campuran etanol dan air, dan sistem tiga komponen adalah air, kloroform, dan asam asetat.
3. Fungsi asam asetat galsial adalah untuk produksi monumer vinil asetat, anhindral asetat, produksi ester, dan sebagai pelarut protik polar yang sangat baik.
4. Titik triple suatu zat adalag temperatur dan tekanan dimana ketiga-tiga fase (gas, cair, dan padat) zat tersebut berada dalam keadaan kesetimbangan termodinamika.
5. Titik kritik pada diagram terner menunjukkan keadaan dimana fasa A dan B, untuk cairan A dan B yang tidak saling larut atau hanya sedikit larut, tepat bercampur sebagai 1 fasa secara makroskopik. Derajat kebebasannya sama dengan 1.

XI.   Kesimpulan
1.      Semakin banyak volume kloroform maka semakin banyak pula volume asam asetat gliseral yang dibutuhkan untuk menitrasi kloroform.
2.      Asam asetat bersifat semi polar, akuades bersifat polar, dan kloroform bersifat nonpolar sehingga asam asetat glacial yang bersifat semi polar berfungsi untuk melarutkan kloroform dengan air.

XII.Daftar Pustaka
Atskins, P. W. 1996. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisik dan Soal-soal. Jakarta: UI-Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta: UIN P.IPA FITK-Press.
Rohman, I dan Mulyani, S. 2013. Kimia Fisika I. Bandung: UPI-Press.
 Sukardjo. 2013. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rineka Cipta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Bermain Analogi Dengan Termokimia!

Sebagian aspek kimia bersifat ‘kasat mata’ (visibel), artinya dapat dibuat fakta konkritnya dan sebagian aspek yang lain bersifat abstrak ...